Hal Memberi

Tuntutan jaman modern tidak terelakkan, semua orang sibuk dengan kesibukannya masing-masing, apakah itu para mahasiswa-mahasiswi, keluarga-keluarga muda atau siapapun yang hidup di era jaman ini tidak terkecuali. kesibukan disatu sisi tentu berfaedah kepada masing-masing kita, tetapi dilain pihak, efect ketidakpedulian pada sekeliling kita atau sesama menjadi bagian dari kehidupan ini. kesibukan kita beragam,para mahasiswa/mahasiswi sibuk belajar untuk ujian-ujian, keluarga muda sibuk dengan pekerjaannya.karena kesibukan,kita tidak sempat melihat keadaan sekitar, barangkali ada orang-orang, bahkan teman, saudara kita sedang mengalami kesulitan dan sangat membutuhkan. apa itu kekurangan makanan ataupun sakit dll,tetapi ini semua terlewatkan karena tidak menjadi prioritas dalam kesibukan kita.

Para mahasiswa-mahasiswi mengejat tittle agar bisa bekerja dan tentu saja mengharapkan income atau penadapatan gaji yang besar. begitu juga para keluarga muda mengejar kebutuhan Financial untuk menutupi kebutuhan rumah tangga, kebutuhan membiayai anak-anak mereka. memang itu benar, tetapi marilah kita jangan lupa melihat keadaan sekeliling kita. Saya percaya setiap hari minggu, kita orang Kristen, tentu kita tidak lupa memberi persembahan, jangan sampai tidak memberi perpuluhan. Perpuluhan adalah kewajiban, karena satu-satunya ayat dimana Tuhan menantang kita dengan berkata ujilah aku…..   Maleakhi 3 : 10-11

Sekarang kita berbicara tentang persembahan, atau hal memberi. Tuhan tidak meminta persembahan atau beri-memberi dengan suatu jumlah yang ditentukan, tetapi marilah kita lihat ayat tentang seorang janda yang memberi persembahan seperti di di Lukas 21 :1-4.

Persembahan seorang janda miskin

21:1 1 Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. i 

21:2 Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu.

21:3 Lalu Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu.

21:4 Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya. j 

Jadi soal ber-memberi kita belajar bahwa, ada orang memberi dari kelimpahanny ada juga orang memberi dari kekurangnya. Marilah kita belajar memberi dari kekurangan kita, tetapi yang kita perlukan disini adalah bagaimana sikap hati kita. Satu kata yang sangat saya sukai adalah kata “Tulus Iklas”. Besarnya persembahan atau beri-memberi ditentukan oleh hati yang memberi dengan tulus iklas. kita harus memiliki empati untuk sesama manusia dan empati tidak memilih kita harus kaya atau miskin. Kita berempati ke sesama kita yang dalam kesusahan susah menjadi permulaan yang baik apabila kita dapat menolong penderitaan orang lain dengan Financial kita tentu lebih baik. tetapi janganlah kita memberi dengan hati yang kikir.

Tuhan juga berkata, “berilah maka kamu akan di beri” kita percaya Ya dan Amin. Jadi apabila kita tidak memberi maka kita juga tidak akan di beri. Maka seberapapun kita memberi sesuai kemampuan kita asal dengan hati yang tulus.

Marilah kita belajar memberi dengan tulus iklas dengan hati yang gembira.