Dermaga Hati Ancol (sumber: google image)
Dermaga Hati, salah satu spot wisata di Taman Impian Jaya Ancol. Lokasi ini adalah spot favorit untuk pasangan muda-mudi menghabiskan waktu bersama menjalin kasih. Tempat ini memiliki keunikan, yaitu gembok-gembok yang tergantung pada pagar kayu penahan ombak sebagai tanda pengikat cinta mereka. Konon katanya, gembok yang terkunci dan kuncinya diterbangkan dengan balon/dibuang ke dasar laut ini merupakan simbol keabadian cinta.
Untuk kesekian kalinya saya kembali berkunjung ke tempat ini. Namun kali ini ada hal yang menarik kunjungan saya. Saya melihat banyak gembok-gembok yang telah berkarat tergantung di rantai besi yang melilit di tembok kayu penahan ombak tersebut. Gembok yang berkarat, ya, seketika terlintas dalam pikiran saya sebuah pertanyaan yang menggelitik, “bagaimana dengan cinta mereka yang menggantungkan ‘gembok cinta’ di tempat ini, apakah berkarat juga?”
Jatuh cinta itu memang indah. Mabuk kepayang kita dibuatnya dan bisa menjadi candu selama rasa masih ada. Tak heran jika mereka yang dimabuk cinta dan terjangkit candu asmara, banyak mengikuti mitos-mitos seperti menggantungkan gembok cinta sebagai simbol pengikat abadi. Memang betul kata pepatah, cinta itu membuat bodoh, menurunkan rasionalitas. Apapun dilakukan demi cinta, apapun konsekuensi dihadapi dengan indah asal bersama.
Meski dua sejoli terlihat bagai dawat dengan kertas. Namun dalam laut tak bisa diduga, dalam hati siapa tahu. Ombak dan badai yang akan menguji. Dan, waktu yang akan menunjukan di dermaga mana hati akan berlabuh. Entah untuk waktu yang panjang atau hanya sekejap.
Pada akhirnya, rasionalitas dan perasaan harus seimbang dalam urusan cinta. Jangan sampai percikan cinta menyesatkan kita pada harapan palsu dari mitos-mitos yang sengaja dibuat oleh manusia. Jangan biarkan gelora cinta membelenggu akal sehat dan membunuh jiwa. Jangan lupakan, cinta datangnya dari atas, dari Dia yang adalah sang pemberi cinta. Dia yang adalah teladan cinta yang sempurna. Jika ingin tahu semua tentang cinta maka tanyalah pada Dia, belajarlah dari Dia, dan ‘gantungkanlah’ pada Dia.
Saya tidak tahu satupun cerita dari gembok-gembok yang menggantung di dermaga hati tersebut. Apakah cinta pemilik gembok tetap abadi seperti harapan atau justru berkarat dan tandas disapu ombak. Namun doaku, kiranya Tuhan menuntun setiap cinta berlabuh di dermaga hati yang tepat dan kokoh menggantung bak ‘gembok cinta’ meski diterpa ombak hingga berkarat namun cintanya tak karatan. (NP)