Membangun hubungan dengan orang lain memang membutuhkan sebuah usaha. Usaha minimal yang dapat dilakukan adalah menanyakan nama. Sama halnya dengan Ayka (5) dan Thea (1). Mereka dua bersaudara yang baru saja ku temui dalam perjalanku ke Bandung. Hal pertama yang ku lakukan saat bertemu dengan mereka adalah menanyakan nama.
Bertanya nama adalah hal yang lumrah yang dilakukan oleh orang-orang saat pertama kali berkenalan. Setelah menanyakan nama dan saling berkenalan satu dengan yang lain, seseorang dapat mulai membangun komunikasi yang ringan untuk mengenal lebih jauh. Ayka dan Thea pun demikian. Tidak sulit bagi kami untuk mulai bermain bersama. Cukup dengan berkenalan nama, memberi senyum dan ekspresi yang ramah dan menyenangkan, mereka dapat merasakan bahwa saya menyambutnya. Ditambah dengan suasana kota Bandung yang ramah dan sejuk menjadi pencair suasana bagi kami dalam berelasi.
Pengalaman bersama dua bocah ini mengingatkan saya kepada Allah yang mengenal setiap anak-anak-Nya. Seperti seorang gembala yang mengenal domba-dombanya, demikianlah Allah mengenal setiap anak-anak-Nya. Ia tahu siapa saya. Ia membuka selebar-lebarnya pintu bagi saya untuk datang membangun hubungan yang dekat kepada-Nya. Ia bukanlah Allah yang jauh untuk ditemui dan bukanlah sosok yang tidak bisa dikenal. Allah menyatakan diri-Nya supaya saya mengenal Dia dalam kebenaran-Nya (Yesaya 52:6). Betapa indahnya relasi yang demikian, bukan?
Pengalaman bersama Allah pun tidak sesulit yang saya pikirkan. Saya hanya perlu mengundang Dia masuk dalam kehidupan saya, menjadi diri saya apa adanya dan “bermain” bersama-Nya dalam menjalani kehidupan ini. Dan mungkin sesekali dapat menikmati “permainan” dengan-Nya di alam terbuka.
Membangun relasi dengan Allah memang membutuhkan usaha pengenalan yang utuh. Ini adalah sebuah proses indah yang saya rindukan terus terjadi dalam hidup saya. Seperti perkenalan saya dengan dua anak bersaudara itu, hangat dan penuh kasih, tanpa kecurigaan. Saya pun ingin datang kepada Allah tanpa kecurigaan dan menikmati setiap percakapan-percakapan kami dalam relasi yang terjadi.