(Sumber: google image “Ahok-Djarot”)
Jakarta telah memilih dan Anies Sandi yang berhasil memenangkan suara terbanyak untuk memimpin Jakarta 5 tahun kedepan. Jujur, kecewa dan sedih dengan kekalahan paslon nomor urut 2 di putaran kedua ini. Sayang sekali pasangan yang telah membuktikan kerja nyata dengan kualitas yang baik harus kalah. Keraguaan muncul “Bagaimana kelanjutan Jakarta selanjutnya?”. Apakah kebaikan yang telah dirasakan saat ini dapat diteruskan oleh pasangan selanjutnya? Entahlah, kita lihat nanti bagaimana sepak terjang gubernur terpilih meneruskan dan menambah “nilai” Jakarta yang lebih manusiawi dan berkualitas meneruskan apa yang sudah dikerjakan Ahok-Djarot.
Teruntuk Ahok-Djarot, terima kasih untuk pengabdian kalian, kerja keras kalian, integritas kalian, kemurahan hati kalian, keramahan kalian bagi Jakarta yang tentunya akan selalu menjadi kenangan manis. Terima kasih untuk program-program nyata dan terealisasi demi kesejahteraan rakyat Jakarta. Terima kasih bahwa hampir 5 tahun terakhir ini warga Jakarta dapat menikmati dilayani dengan manusiawi. Setidaknya 5 tahun terakhir warga Jakarta dapat menikmati bagaimana dapat mengadu langsung kepada gubernur dan dilayani dengan cepat dalam proses administrasi pemerintahan yang dahulu sangat berbelit-belit, diberikan transportasi yang baik, dibangun taman dan ruang publik yang ramah lingkungan, difasilitasi kesempatan mengenyam pendidikan dan menambah keterampilan, disediakan hunian yang layak untuk berteduh. Setidaknya, era Ahok-Djarot, Warga Jakarta dapat mengecap apa yang disebut “kesejahteraan masyarakat”.
Meskipun demikian, kami tidak lupa dengan kasus yang menjerat Ahok tentang penistaan agama. Namun, kami yang mengenalmu tahu maksud ucapanmu bukan untuk menista. Hanya saja belum semua orang mampu berpikir rasional, gampang sekali terpengaruh oleh hasutan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan sempit pemikirannya. Bahkan, Djarot yang seorang muslim pun ikut-ikutan dihujat karena bersanding dengan Ahok dalam pilkada ini. Tapi biarlah, orang bebal memang sulit mendengarkan nasihat. Satu yang pasti, kehadiran kalian di Pasta Demokrasi Jakarta ini telah menjadi sejarah untuk kami kenang. Bahwa untuk pertama kalinya, rakyat yang urunan mendanai biaya kampanye calon gubernur pilihannya dan gotong royong menjadi tim sukses serta relawan bagi pasangan calon gubernur yang diusung yaitu Ahok-Djarot. Dan tidak hanya itu, untuk pertama kalinya juga dalam sejarah Jakarta, seorang non muslim dan tionghoa dipercayakan langsung oleh rakyat menjadi calon gubernur pilihan. Kalian adalah legenda baru bagi kami.
Ini belum berakhir…
Masih ada waktu sampai Oktober untuk kalian bekerja dengan cepat menyelesaikan “PR” yang belum tuntas. Kami menanti kalian di bulan Oktober dengan senyuman dan tangisan bahagia, “Terima kasih Pak Ahok & Pak Djarot, Kalian telah menyelesaikan tanggung jawab dengan baik hingga akhir”. Kami berdoa untuk hal-hal baik yang akan menyambut kalian berdua selesai dari jabatan ini. Kami percaya bahwa kalian ada dua putra terbaik bangsa yang telah dipercayakan oleh Yang Maha Tahu suatu mandat mulia yang lebih besar lagi.
Untuk tim sukses dan relawan Ba-Dja, kalian luar biasa. Kalian pun terhisap dalam sejarah besar Jakarta. Kerja keras dan dedikasi kalian patut diapresiasi setinggi-tingginya. Kalian menjadi bibit-bibit yang berani mematahkan kultur politik selama ini bahwa pemimpin ibukota harus muslim. Kalian simbol masyarakat yang menghidupi falsafah “Bhineka Tunggal Ika” yang harus selalu ditularkan kepada yang lainnya. Kalian patut bersedih tapi jangan berlarut dalam kesedihan seperti orang-orang yang tidak memiliki pengharapan. Seperti yang dikatakan Ahok “Kekuasaan adalah milik Tuhan. Ketika seseorang diberi kekuasaan itu diberikan oleh Tuhan”, artinya siapapun yang menjadi pemimpin itu tidak terlepas dari seizin Tuhan. Tuhan punya rencana untuk DKI Jakarta melalui kepemimpinan yang baru. Mari sambut gubernur baru dan terus terus mengambil bagian mengawal pemerintahan Jakarta 5 tahun kedepan.
Jangan terlalu sedih, Ahok-Djarot tidak mati, mereka masih hidup. Mereka masih bisa berkarya di tempat lain untuk mendatangkan kebaikan bukan hanya di DKI Jakarta. Mari menerima hasil ini dengan lapang dada bahwa apa yang kita harapkan belum tentu yang Empunya Semesta izinkan. Selamat kepada gubernur terpilih Anies-Sandi, warga Jakarta menanti bukti dari janji yang diikrarkan. Jangan melewatkan kesempatan untuk ikut menorehkan sejarah seperti yang telah diteladankan Ahok-Djarot. (NPS)