Intelligence Quotient (IQ)

Ketika masih usia sekolah saya teringat, semua orangtua ingin supaya anak-anaknya bisa menimba ilmu sebanyak-sebanyaknya. Ayah saya selalu berpesan: “belajarlah kamu baik-baik, timba ilmu sebanyak-banyaknya, apabila kamu mempunyai ilmu, tidak ada orang yang bisa mencuri dari kamu, kalau harta bisa dicuri atau bisa habis dalam sekejap.” Intelligence Quotient (IQ) adalah rangkuman angka yang diberikan untuk tingkatan kecerdasan setelah melalui serentetan pertanyaan yang khusus untuk menilai kecerdasan anda. Ada perusahaan yang menerima pegawai untuk posisi-posisi tertentu, tetapi harus melalui tes IQ.
Setelah kita mengantongi predikat sarjana dan ingin terjun ke belantara bisnis atau pekerjaan, tidak bisa tidak kita memerlukan pengetahuan yang telah kita dapat disekolah, universitas, tempat kursus yang jelas pengetahuan harus ada. Tentu tingkatannya ditentukan oleh IQ masing-masing. Kita tidak khusus membicarakan IQ, tapi mari kita lihat di Amsal bahwa ada pengetahuan, ada kebijaksanaan, ada pengertian, ada hikmat, ada akal budi itu harus kita punyai dan termasuk didalam kecerdasan. Walaupun ini sangat diperlukan tetapi ada satu ayat yang sangat mendasar yaitu “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan (Amsal 1:7a).”
Pengetahuan, kebijaksanaan, pengertian, hikmat, akal budi, kecerdasan.
1. Pengetahuan. Pengetahuan bisa berupa ilmu formal atau disiplin ilmu yang kita ambil di fakultas. Beberapa tahun yang lalu, apabila kita bisa meraih strata satu, kita sudah berada diatas rata-rata. Tetapi saat ini dunia yang dimana kita berada, semuanya telah bergeser. Barangkali sekarang banyak perusahaan telah menuntut kita-kita sebagai pemegang S2 (Strata 2). Persaingan semakin menekan.

2. Kebijaksanaan. Kebijaksanaan tidak diajarkan sebagai ilmu. Tetapi didalam perjalanan hidup, kita memungut pengalaman dari sekitar kita, tapi dasar hati yang baik adalah modal utama untuk mendapatkan kebijaksanaan dan menurut Alkitab dasar hati kita juga menyimpan pengertian dari pengalaman-pengalaman yang kita temui.

3. Pengertian. Pengertian harus kita usahakan atau dengan kata lain, kita coba menguraikan pengalaman yang kita dapat dengan pengertian. Kita harus berusaha untuk mengerti apa yang kita alami. Pengertian kita simpan didalam hati.

4. Hikmat. Salomo meminta hikmat sama Tuhan untuk mengatur jemaat Tuhan dan hikmat Salomo sangat dikenal, sehingga ratu Batsyeba menyatakan kekaguman atas semua pengaturan di istana Salomo, yang dilihatnya hanya 50% dari hikmat Salomo. Disamping pengetahuan dan ilmu yang kita peroleh maka hikmat dan pengertian untuk mengatasi masalah diperlukan.

5. Akal Budi. “Tuhanlah yang menegakkan dunia dengan kebijaksanaan-Nya, dan yang membentangkan langit dengan akal budi-Nya (Yeremia 10:12).” Akal budi Tuhan diluar kemampuan pikiran manusia, tidak bisa diselami, kata Paulus siapkah yang pernah menjadi penasihat Tuhan kita? Akal budi juga dipunyai oleh mausia, sehingga didalam perjalanan hidup ini kita harus menggabungkan semuanya.

6. Kecerdasan. Pengetahuan, kebijaksanaan, pengertian, hikmat, akal budi dan ini yang disebut kecerdasan manusia. Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, sebab sangat mengerikan, apabila kita tidak mempunyai rasa takut akan Tuhan. Dunia bisa penuh dengan monster, yaitu manusia-manusia yang terlalu cerdas tetapi tidak takut akan Tuhan.

IQ