Lie sama dengan berbohong artinya saja sudah bohong, tidak ada bohong merah, bohong putih dan bohong biru namanya bohong tetap bohong. Apabila kita berbohong maka banyak alasan untuk menutupi kebohongan itu. Yang pasti alasannya banyak kebohongan maka sangat tepat yang dikatakan Amsal “buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari pada padamu.” Ada istilah “shock to the culture” dan istilah ini tepat digunakan untuk seorang perantau di negeri orang yang sangat berbeda budayanya. Satu hal yang baik dari orang Amerika. Mereka selalu berkata to the poin dan apa adanya. Membuat saya kagum karena tidak perlu kuatir dan menaruh suatu kepercayaan. Contoh: “maaf, bolehkah Anda tunggu sebentar ?. Saya sedang makan.” Mereka berkata yang sebenarnya, tidak ada kebohongan, apa adanya. Memberi jaminan dan ketentraman dalam hati. Ketika kembali ke Indonesia saya juga mengalami “shock to the culture” di negeri sendiri. Dengan alasan kita orang Asia mempunyai perasaan lebih halus maka apabila kita menanyakan atau memerlukan suatu kejujuran tetapi dijawab dengan berbagai alasan, sekali lagi dengan dalih kita orang Asia tidak mau mengecewakan atau menyinggung perasaan lawan bicaranya atau kadang-kadang mereka mengatakan itu “white lie”. Contoh: saya bertanya kepada seorang teman: “Saya hari selasa mau ke kantor si Anu, apa bisa Anda tolong menemani saya ?” jawabnya: “ya, ya, ya BISA ntar kita telepon lagi ya” Kita yang sudah terbiasa dengan apa yang ditulis di Alkitab bahwa kita harus mengatakan ya diatas ya dan tidak diatas tidak. Tentu memegang kata-katanya. Tiba hari selasa saya menelepon pagi-pagi dan mengatakan untuk tidak lupa perjanjian kita. “ya saya lupa mengatakan apabila hari ini saya ada acara” jawabnya. Hati menjadi marah karrena suatu kebohongan yang fatal. Dia tidak sadar kalau dengan kebohongan telah menggagalkan acara saya dan herannya tidak ada rasa bersalah karena alasan tidak mau membuat saya kecewa dan kita orang Asia mempunyai perasaan halus ??? budaya kita ??? Bohong apapun alasannya tetap bohong, tidak bisa ditoleransi walaupun alasannya white lie. Marilah kita belajar untuk selalu mengatakan kebenaran dan apa adanya supaya ada respect dan kepercayaan. Apa bila Anda terdesak, dari pada berbohong lebih baik tutup mulut. Contoh: suatu kali ada seorang ibu lari ke rumah saya karena dipukul suaminya, dan dia mau tinggal sama saya sementara. Saya bilang “ok, tapi kalau suami mu datang dan menanyakan kamu tentu saya harus bilang apa adanya. Tapi kalau dia tidak menanyakan saya akan tutup mulut. Besok paginya suaminya datang. Dia mengatakan kalau istrinya lari tapi dia tidak pernah menanyakan sepatah kata pun kalau istrinya ada dimana barangkali karena segan. Maka saya tutup mulut. Jadi saya tidak perlu mengarang cerita untuk bohong. Marilah kita belajar step by step untuk tidak berbohong lagi.