Waspadai Anosmia Rohani!

Salah satu gejala penderita COVID-19 yang banyak muncul adalah tidak berfungsinya indera penciuman, atau yang dalam istilah kedokteran disebut sebagai “Anosmia”. Gejala ini umum terjadi pada flu, khususnya ketika hidung tersumbat. Namun, khusus bagi pasien COVID-19, anosmia tidak disebabkan atau tidak disertai oleh hidung tersumbat.[1]

Segera periksakan diri ke pusat layanan kesehatan terdekat apabila mengalami gejala anosmia, meski tidak timbul gejala utama, seperti batuk dan demam, karena seseorang bisa tanpa sadar mengidap COVID-19 dan menularkan virus ke orang-orang di sekelilingnya.

Dalam kehidupan rohani kita, “virus” spiritual bernama dosa dapat menyerang, dan salah satu gejalanya adalah hilangnya kemampuan untuk mencium “bau” dosa yang menyengat. Gejala ini bisa kita sebut sebagai “anosmia rohani”.

Kisah Kain dan Habel di dalam kitab suci dapat menjadi contoh bahaya dari virus dosa yang menimbulkan anosmia rohani, namun pengidapnya tak segera memeriksakan diri. Padahal, Sang Dokter sudah memberikan peringatan, “…dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.”[2]

Akibatnya, umat manusia mengalami peristiwa pembunuhan berencana untuk pertama kalinya. Sebuah kejahatan besar, dimana seseorang mengingkari hak hidup sesamanya manusia, sebuah hak yang hanya berasal dari Sang Pencipta.

Akan tetapi, memang pada dasarnya manusia takkan sanggup berkuasa atas dosa. Barangkali, itu pesan yang hendak disampaikan oleh kisah ini—virus dosa sudah terlanjur merasuk dan merusak jiwa, membuat manusia seringkali mengalami anosmia rohani, sehingga pada akhirnya akan tetap menyimpang dari jalan kehidupan.

Bukan hanya itu saja. Tak seperti COVID-19 yang secara teori dapat sembuh sendiri sehingga tingkat kesembuhannya pun relatif tinggi, dosa menggerogoti kerohanian manusia, dan maut adalah satu-satunya “takdir” pengidapnya. Kecuali, ia mau memeriksakan diri kepada Sang Tabib, yang datang bukan untuk orang sehat, melainkan untuk orang sakit.[3]

Oleh karenanya, janganlah menunda-nunda untuk datang kepada Sang Tabib, yang memiliki satu-satunya obat mujarab—yakni Diri-Nya sendiri, bukan hanya untuk gejala anosmia rohani, melainkan untuk mengatasi virus dosa.

Seperti Habel, Sang Tabib itu telah dibunuh oleh “Kain-Kain” yang merasa kerohanian mereka jauh lebih sehat daripada yang lain. Namun, tak seperti Habel, Ia mengalahkan maut dan bangkit kembali. Itu sebabnya, kita dapat mempercayakan hidup kita kepadaNya. Bukan hanya untuk meredakan anosmia rohani, melainkan juga “menjinakkan” virus dosa.

Datanglah kepadaNya, dan jadilah sembuh. Amin.

————————————

[1] https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/26/090300723/ini-penyebab-pasien-covid-19-kehilangan-kemampuan-mencium-bau?page=all

[2] https://alkitab.sabda.org/verse.php?book=1&chapter=4&verse=7

[3] https://www.sabda.org/sabdaweb/bible/verse/?b=Mrk&c=2&v=17&version=tb

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *