Takut Bayangan

Sebuah cuplikan video di media sosial menunjukkan seorang bocah yang sedang berjalan di pagi hari, yang kemudian berlari ketakutan setelah melihat bayangannya sendiri, bahkan hingga terjatuh.

Bagi kita yang telah dewasa, hal itu merupakan sesuatu yang lucu dan menggemaskan, karena kita sudah tahu, bahwa bayangan itu tidak akan menyakiti kita, sepekat apapun kelihatannya.

Demikian pula halnya dengan kehidupan rohani. Sebagian orang dan bahkan terkadang diri kita sendiri cenderung memiliki ketakutan yang tidak rasional terhadap hal-hal yang tidak seharusnya dicemaskan.

Seperti anak kecil yang takut dengan bayangannya sendiri, ketakutan kita muncul ketika terlalu sibuk melihat ke bawah dan bergumul dengan perhitungan-perhitungan manusiawi kita. Kita takut dengan bayangan kita sendiri, entah dengan masa lalu, masa depan, atau masa kini.

Akibatnya, kita menjadi kalut dan larut dengan kecemasan-kecemasan itu, terus berupaya menghindarkan diri dari ketakutan-ketakutan yang tidak perlu, dan pada akhirnya lupa menikmati berkat serta anugerah Tuhan, yang senantiasa terpancar bagaikan cahaya mentari.

Rasa takut dan cemas tentu adalah hal yang wajar dan manusiawi. Tidak ada seorang pun yang sama sekali tidak pernah merasakannya. Namun, yang perlu kita waspadai adalah jangan sampai ketakutan dan kecemasan itu menguasai hati dan pikiran kita begitu rupa, sehingga kita seolah-olah lupa menikmati hidup, berkat, dan janji pemeliharaan-Nya.

Pada akhirnya, pilihan ada di tangan kita. Apakah kita akan mengalokasikan sebagian besar waktu kita untuk menatap dan melarikan diri dari bayangan, ataukah kita akan terus berjalan maju, menikmati dan mensyukuri kehidupan, sambil menyerahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan?

Seorang murid yang pernah menjadi pengecut dan menyangkal hubungannya dengan Gurunya yang sedang menjadi terdakwa karena dirundung ketakutan berlebihan, namun kemudian berbalik menjadi seorang saksi yang berani mati menuliskan pesan yang penting mengenai ketakutan kita akan bayangan:

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *